Selasa, 21 April 2020

Laporan Membuat Kompos

Kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik yang merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan). Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara. Bagi tanaman kompos berguna untuk menambah menambah kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyerap pupuk tambahan lainnya. Selain itu kompos juga menciptakan lingkungan yang baik bagi kehidupan jasad renik sehingga tanah menjadi subur. Hal ini akan membantu pertumbuhan tanaman.

Bagi masyarkat kompos dapat menambah penghasilan dari hasil penjualan kompos, mengurangi timbunan sampah dan nilai estetika lingkungan, mempertahankan kualitas lingkungan di sekeliling, dan alternatif lapangan kerja bagi penduduk. Dengan kegiatan pengolahan kompos diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat berjalan dan lingkungan tetap terjaga. Namun dalam proses pembuatan kompos ini memerlukan waktu yang lama karena proses pembusukan berjalan secara alami.

Kompos biasanya dibuat dari sampah yang dihasilkan rumah tangga. Sampah sebagai bahan buangan dari sebuah kegiatan seringkali mencemari tanah dan air. Buangan dari pabrik yang mengandung bahan kimia berbahaya seringkali dibuang ke sungai. Sungai-sungai sebagai salah satu sumber air bersih pun mengalami penurunan kualitas, sehingga berbahaya bagi makhluk hidup. Salah satu cara sederhana untuk mengurangi pencemaran adalah dengan mengolah kembali sampah, terutama sampah dapur.

Sampah dapur adalah sisa buangan dari bahan makanan yang dimasak. Sebagian besar sampah dapur bersifat organis yang mengandung nutrien yang baik untuk tanah dan organisme yang hidup di dalamnya. Sampah organik dapat diolah kembali menjadi kompos. Kompos digunakan sebagai pupuk tanaman atau diberikan ke tanah agar organisme dalam tanah mendapatkan makanan yang baik.

Laporan Membuat Kompos
1. Langkah-langkah:
Kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik yang merupakan sisa buanga Laporan Membuat Kompos
  • Sediakan ember, pot, kaleng bekas, atau wadah lainnya.
  • Lubangi bagian dasar dari wadah tersebut. Letakkan wadah lain yang dapat menampung rembesan air dari dalam wadah yang sudah dilubangi tadi.
  • Masukkan sampah organik ke dalam wadah setiap hari.
  • Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
  • Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos, misalnya kotoran kambing, sapi atau ayam.
  • Setelah penuh, tutup wadah tersebut dengan tanah dan diamkan selama sebulan.
  • Setelah sebulan, buka wadah dan aduk tanah dan sampah organis.
  • Kompos siap digunakan.

2. Hal menarik dan penting yang terjadi:
  • Warna kompos : kompos yang sudah matang ternyata berwarna coklat kehitam – hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang. Selama proses pengomposan pada permukaan kompos seringkali juga terlihat jamur yang berwarna putih.
  • Penyusutan : terjadi penyusutan volume kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos.
  • Suhu : suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif dan kompos belum cukup matang.
  • Kekerasan bahan : kompos yang telah matang akan terasa lunak ketika dihancurkan. Bentuk kompos mungkin masih menyerupai bahan asalnya, tetapi ketika diremas – remas akan mudah hancur.

3. Kesulitan yang dihadapi:
  • Pada proses pembuatan kompos terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Pada proses ini ternyata menghasilkan bau yang tidak sedap.
  • Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos sangat lama yaitu sekitar satu bulan.

4. Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi:
  • Untuk menghindari bau tak sedap yang ditimbulkan dari proses pembuatan kompos, wadah pembuatan kompos diletakkan di tempat yang jauh dari rumah, misalnya di kebun dekat rumah.
  • Agar pengolahan sampah berjalan lebih cepat sebaiknya juga menggunakan bakteri. Ada beberapa jenis bakteri pengurai sampah yang bisa dipilih; bisa dengan cara membuatnya sendiri atau membeli di toko pertanian.